Rabu, 15 April 2015

komputer dan masyarakat SEARCH ENGINE OPTIMIZATION (SEO)

SEARCH ENGINE OPTIMIZATION  (SEO)
 
Perkembangan dunia online semakin cepat seiring dengan sumber daya pendukung semakin memadai. Saat ini kebutuhan internet bagi masyarakat telah menjadi kebutuhan primer, jika dibandingkan sebelumnya sebagai kebutuhan sekunder. Negara-negera berkembang terus membangun sumber daya untuk mempercepat akses internet kepada semua masyarakat. Kedepannya tentunya penggunaan internet akan terus meningkat dalam memudahkan kehidupan manusia dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Seiring dengan perkembangannya masyarakat telah semakin aktif dalam pengunaan internet misalnya digunakan pemanfaatan sebagai media bisnis.
Semakin banyaknya blog maupun website dalam dunia online. Tentunya setiap halaman tersebut menginginkan untuk menduduki posisi tertas atau pertama dalam pencarian Search Engine. Dimana Search Engine secara umum sebagai perangkat lunak komputer yang digunakan untuk mencari informasi dalam jaringan internet. Sedangkan ditinjau dari para pemilik website atau layanan berbasis web hasil pencarian pada Search Engine akan menentukan layanan informasi kepada para pengguna internet.
Search Engine Optimization (SEO) adalah teknik yang digunakan dalam dunia website atau blog untuk mendapatkan posisi paling atas dalam halaman pencarian Search Engine. Search Engine Optimization (SEO) merupakan serangkaian proses yang dilakukan secara sistematis yang bertujuan untuk meningkatkan volume dan kualitas trafik kunjungan melalui mesin pencari menuju situs web tertentu dengan memanfaatkan mekanisme kerja atau algoritma mesin pencari tersebut. Bertujuan untuk menempatkan sebuah situs web pada posisi teratas, atau setidaknya halaman pertama hasil pencarian berdasarkan kata kunci tertentu yang ditargetkan. Secara logis, situs web yang menempati posisi teratas pada hasil pencarian memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan pengunjung.
Istilah Search Engine Optimization (SEO) menurut Danny Sullivan, pertama kali digunakan pada 26 Juli tahun 1997 oleh sebuah pesan spam yang diposting di Usenet. Pada masa itu algoritma mesin pencari belum terlalu kompleks sehingga mudah dimanipulasi. Versi awal algoritma pencarian didasarkan sepenuhnya pada informasi yang disediakan oleh webmaster melalui meta tag pada kode html situs web mereka. Sementara meta tag menyediakan informasi tentang konten yang terkandung pada suatu halaman web dengan serangkaian kata kunci (keyword). Sebagian webmaster melakukan manipulasi dengan cara menuliskan katakunci yang tidak sesuai dengan konten situs yang sesungguhnya, sehingga mesin pencari salah menempatkan dan memeringkat situs tersebut.
Hal ini menyebabkan hasil pencarian menjadi tidak akurat dan menimbulkan kerugian baik bagi mesin pencari maupun bagi pengguna internet yang mengharapkan informasi yang relevan dan berkualitas. Sedangkan Larry Page dan Sergey Brin selaku dua mahasiswa doktoral ilmu komputer Universitas Stanford.  Berusaha mengatasi permasalahan tersebut dengan membangun backrub. Dimana backrub sebuah mesin pencari sederhana yang mengandalkan perhitungan matematika untuk memeringkat halaman web.
Algoritma tersebut, yang dinamakan PageRank, merupakan fungsi matematika yang kompleks berupa kombinasi antara perhitungan jumlah link yang mengarah pada suatu halaman web dengan analisis atas kualitas masing-masing link tersebut. Sistem PageRank sangat membantu mempopulerkan sebuah website pada pemasaran secara online pada halaman utama.
Meskipun sistem PageRank telah menerapkan algoritma yang kompleks. Belakangan juga tidak lagi sepenuhnya mampu menghadapi trik dan manipulasi.
Sejumlah webmaster dan praktisi SEO telah mengembangkan beberapa metode yang memanfaatkan cara kerja PageRank agar halaman web klien mereka berada pada peringkat pertama hasil pencarian. Salah satu Search Engine Google secara resmi telah melarang penggunaan beberapa teknik ilegal seperti link farming, doorway pages, keyword stuffing, dan auto generated pages atau scraper pages. Situs atau layanan Search Engine Optimization (SEO) yang tetap menggunakanannya terancam akan dihapus dari indeks pencarian.
Layanan Search Engine Optimization (SEO) berkembang pesat seiring dengan pertumbuhan web yang dimanfaatkan dalam bisnis online. Hampir semua pembinis dalam meningkatkan pengunjung websitenya dengan memanfaatkan Search Engine Optimization (SEO). Hal itu yang menyebabkan sebuah situs harus berusaha lebih keras agar alamatnya lebih mudah ditemukan pengunjung di antara jutaan alamat situs lain dari seluruh dunia yang menjadi kompetitornya. Search Engine menjadi pintu masuk utama, karena pengguna internet tidak lagi sanggup menghafalkan jutaan situs, dan sebagai gantinya mereka mengandalkan hasil pencarian dari Google, Yahoo!, Bing, dan mesin pencari lain.
Banyak keuntungan yang diperoleh ketika alamat website atau blog muncul halaman pertama hasil pencarian. Adapun keuntungan yang diperoleh yakni peluang calon pelanggan mengunjungi situs web mereka menjadi lebih besar dan memberikan citra dan reputasi yang baik bagi sebuah situs di mata pengunjung.
Search Engine pada umumnya tidak mencari keuntungan secara langsung dari hasil pencarian organik. Pemasukan usaha mereka diperoleh dari iklan yang ditampilkan pada bagian atas atau samping hasil pencarian organik tersebut. Ketika ada sebuah perusahaan yang kurang berhasil menerapkan strategi Search Engine Optimization (SEO) sehingga alamat situsnya tidak berada pada posisi teratas dalam hasil pencarian organik. Namun, masih dapat memperoleh pengunjung dengan beriklan pada mesin pencari tersebut.
Pada Google, pemasangan iklan dapat dilakukan melalui Google AdWords. Dimana Google AdWord menerapkan mekanisme pay per click atau bayar per klik, artinya untuk setiap iklan yang diklik oleh pengunjung, pemasang iklan akan dikenakan biaya, yang besarnya berbeda-beda tergantung pada proses lelang (bidding) katakunci yang dilakukan oleh pemasang iklan.

komputer dan masyarakat E-COMMERCE

E-Commerce


E-Commerce atau disebut juga perdagangan elektronik merupakan aktivitas yang berkaitan dengan pembelian, penjualan, pemasaran barang ataupun jasa dengan memanfaatkan sistim elektronik seperti internet ataupun jaringan komputer.
E-commerce juga melibatkan aktivitas yang berhubungan dengan proses transaksi elektronik seperti transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistim pengolahan data inventori yang dilakukan dengan sistim komputer ataupun jaringan komputer dan lain sebagainya.
Dalam teknologi informasi e-commerce dapat dikategorikan sebagai bagian dari e-business dimana e-business memiliki cakupan yang lebih luas baik dari segi aktivitas ataupun jenis jenis kegiatan yang dilakukannya.
Jenis E-Commerce
Ada beberapa jenis e-commerce yang biasanya dilakukan banyak orang melalui media internet seperti di jelaskan di bawah ini.
1.      E-Commerce Business To Business (B2B)
Jenis e-commerce Business to Business atau B2B adalah bisnis yang dilakukan oleh orang atau pihak yang saling memiliki kepentingan bisnis di dalamnya dimana kedua belah pihak biasanya sudah saling mengenal dan saling mengetahui proses bisnis yang mereka lakukan satu sama lain.
Biasanya jenis bisnis B2B dilakukan secara berkelanjutan atau saling berlangganan, transaksi ini dilakukan karena diantara kedua belah pihak saling menguntungkan dan adanya kepercayaan satu sama lain.
Contoh dari bisnis B2B adalah dua perusahaan yang saling mengadakan transaksi jual beli atau supply barang yang dilakukan melalui transaksi online dari internet, begitu juga dengan payment yang biasanya mereka lakukan yaitu dengan menggunakan kredit card dari internet.
2.      E-Commerce Business To Consumer (B2C)
Jenis E-Commerce B2C adalah jenis bisnis yang dilakukan antara pelaku bisnis dengan konsumen, seperti antara produsen yang menjual dan menawarkan produknya ke konsumen umum secara online. Disini pihak produsen akan melakukan bisnis dengan menjual dan memasarkan produknya ke konsumen tanpa adanya feedback dari konsumen untuk melakukan bisnis kembali kepada pihak produsen, yang artinya produsen hanya menjual atau memasarkan produk ataupun jasanya dan pihak konsumen hanya sebagai pemakai atau pembeli.
3.      E-Commerce C2C
Jenis E-Commerce Consumen to Consumen dilakukan antara konsumen dengan konsumen, sebagai contoh pelanggan dari sebuah produsen akan menjual kembali kepada konsumsen lainnya.
4.      E-Commerce Consumen to Business (C2B)
Jenis E-Commerce Consumen To Businses dilakukan oleh konsumen kepada para produsen yang menjual produk ataupun jasanya, sebagai contoh konsumen akan memberitahukan detail produk atau jasa yang dia inginkan melalui media internet kepada para produsen, yang kemudian produsen yang mengetahui permitnaan tersebut akan menawarkan produk atau jasa yang diinginkan oleh konsument tersebut.
Manfaat E-Commerce
Beberapa manfaat E-Commerce dapat kita lihat seperti berikut ini.
A.     Mempermudah komunikasi antara konsumen dan produsen
B.     Memperluas jangkauan calon konumsen dengan taget pasar yang tidak terbatas
C.     Mempermudah pemasaran dan promosi barang ataupun jasa.
D.     Proses e-commerce lebih mudah untuk dilakukan baik untuk menjual barang ataupun membeli.
E.      Pembayaran atau payment yang mudah yang dapat dilakukan secara online.
F.      Penyebaran informasi yang begitu mudah untuk dilakukan
Keuntungan E-Commerce
Salah satu keuntungan E-Commerce yang paling jelas kita lihat adalah untuk menjual suatu produk ataupun jasa kita tidak perlu membutuhkan toko atau kantor besar seperti yang dilakukan oleh bisnis manual sebagai tempat usaha, tapi cukup dengan memanfaatkan internet maka kita bisa saja berjualan hanya dari rumah saja dengan calon konsumen yang tidak terbatas, dengan kata lain konsumen anda bisa saja mencakup keseluruh negara.
Dari segi komunikasi tentu juga akan sangat menguntungkan karena antara konsumen dan produsen dapat dengan mudah melakukan komunikasi secara online dari internet. Baik dari segi pemasaran barang tentu akan lebih menguntungkan jika dilakukan secara online, disamping anda tidak perlu membayar biaya promosi yang banyak seperti promosi manual, tapi dengan layanan internet anda bisa saja melakukan promosi produk ana ke seluruh dunia hanya dengan menggunakan internet yang tentunya biayanya sangat murah.
 Dampak Negatif E-Commerce
Disamping banyaknya keuntungan atau sisi positif dari penggunan e-commerce tentu e-commerce tak luput juga dari dampak negative yang bisa merugiakan konsumen atau produsen. Dibawah ini di jelaskan beberapa dampak negative e-commerce.
1.      Sering terjadinya penipuan saat berbelanja online di internet antara konsumen dan penjual seperti barang yang dipesan konsumen telah dibayarkan melalui e-transfer tapi barang tersebut tak kunjung di kirim dan di terima oleh konsumsen, begitu juga sebaliknya terkadang terlalu percayanya pihak penjual dengan mengirimkan barang terlebih dahulu dan pembayaran dilakukan setelah pengiriman maka pembayaran yang ditunggu-tunggu penjual kadang-kadang tidak diterima atau tidak dibayar.
2.      Terjadinya scam atau penipuan dimana seseoarang bisa saja menjual barang secara virtual yang hanya berebentuk informasi saja yang sengaja dibuat utnuk menarik pihak pembeli, akan tetapi saat di lakukan pembelian dan transfer uang, barang tersebut tidak ada.
3.      Terjadinya kejahatan seperti carding, kasus ini sudah banyak terjadi dimana seseorang menggunakan kartu kredit orang lain untuk beerbelanja di internet.
4.      Kejahatan semakin marak terjadi yang biasanya dilakukan oleh mereka yang memiliki keahlian tinggi dalam ilmu komputer dan jaringan internet seperti penyebaran virus/malware yang sengaja dilakukan untuk merusak sistim, ini terjadi akibat kurangnya undang-undang tentang teknologi informasi.

komputer dan masyarakat DIGITAL LITERACY

Digital Literacy

Istilah literasi digital mulai popular sekitar tahun 2005 (Davis & Shaw, 2011) Literasi digital bermakna kemampuan untul berhubungan dengan informasi hipertekstual dalam arti bacaan  takberurut berbantuan komputer. Istilah literasi digital pernah digunakan tahun 1980an, (Davis & Shaw, 2011), secara umum bermakna kemampuan untuk berhubungan dengan informasi hipertekstual dalam arti membaca non-sekuensial atau nonurutan berbantuan komputer (Bawden, 2001). Gilster (2007) kemudian memperluas konsep literasi digital sebagai kemampuan  memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber digital.;  dengan kata lain kemampuan untuk membaca, menulis dan berhubungan dengan informasi dengan menggunakan teknologi dan format yang ada pada masanya.
Penulis lain menggunakan istilah literasi digital untuk menunjukkan konsep yang luas yang menautkan bersama-sama berbagai literasi yang relevan serta literasi berbasis  kompetensi  dan ketrampilan teknologi komunikasi, namun menekankan pada kemampuan evaluasi informasi yang lebih “lunak” dan perangkaian pengetahuan bersama-sama pemahaman dan sikap (Bawden, 2008; Martin, 2006, 2008) .
Singkatnya literasi digital adalah himpunan sikap, pemahaman, keteramnpilan menangani dan mengkomunikasikan informasi dan pengetahuan secara efektif dalam berbagai media dan format. Ada definisi yang menyertakan istilah hubung, berhubungan (coomunicating); mereka yang perspektisi manajemen rekod atau manajemen arsip dinamis menyebutkan istilah penghapusan (deleting) dan pelestarian (preserving). Kadang-kadang istilah penemuan (finding) dipecah-pecah lagi menjadi pemilihan sumber, penemuan kembali dan pengakaksesan (accessing) (Davis & Shaw, 2011). Walau pun literasi digital merupakan hal penting dalam abad tempat informasi berwujud bentuk digital, tidak boleh dilupakan bagian penting lainnya dari literasi digital ialah mengetahui bila menggunakan sumber non digital.
Menurut Bawden (2008), komponen literasi digital terdiri dari empat bagian sebagai berikut :
(1) Tonggak pendukung berupa :
§  literasi itu sendiri dan
§  literasi komputer, informasi , dan teknologi komunik
(2) Pengetahuan latar belakang terbagi atas :
§  dunia informasi dan
§  sifat sumber daya informasi
(3) Komptensi berupa :
§  pemahaman format digital dan non digital
§  penciptaan dan komunikasi informasi digital
§  Evaluasi informasi
§  Perakitan engetahuan
§  Literasi informasi
§  Literasi media
(4) Sikap dan perspektif.
1. Landasan ini  mencerminkan ketrampilan  tradisional, di dalamnya termasuk literasi computer yang memungkinkan sesdeorang mampu berfungsu dalam masyarakat. Menyangkut literasi komouter, ada pendapat yang mengatakan bahwa  literasi computer merupakan bagian dari literasi digital, namun ada pula yang berpendapat bahwa literasi computer sudah merupakan bagian literasi informasi. Literasi computer kini dianggap sebagai literasi saja dalam latar pendidikan atau di bawah tajuk semacam smart working, basic skills di tempat kerja (Robinson, 2005).
Literasi ini merupakan keterampilan dasar yang diperlukan untuk mampu menangani infomasi dan pengetahuan. Literasi tradisional dan ktrampilan TU tetap diperukan.
2. Pengetahuan latar belakang ini dapat dibagi lebih lanjujut menjadi dunia informasi dan sifat sumber daya informasi. Jenis pendidikan ini dianggap dimiliki oleh orang  berpendidikan semasa informasi masih dalam bentuk buku, surat kabar, majalah, majalah akademis, laporan profesional; umumnya diakses melalui bentuk cetak di perpustakaan. Ketika Internet berkembang yang memunculkan dokumen elektronik maka pola komunikasi kepanditan (scholarly communication) atau komunikasi ilmiah (scientific communication) berubah. Bila dulu dikenal model tradisional Garbey/Griffith yang  dimulai dari penelitian sampai ke penerbitan yang dilakukan secara tradisional, maka kini mucul model Garvey/Griffith yang sudah dimodernisir karena munculnya dokumen elektronik (Crawford, Hurd, & Weller, 1996) sehingga terjadi modus perubahan transfer informasi (Norton, 2000).
3. Kompetensi utama
Dalam literasi digital, yang menjadi kompetensi  utama mencakup :
(1) Pemahaman format digital dan non digital;
(2) Penciptaann dan komunikasi informasi digital;
(3) Evaluasi informasi;
(4) penghimpunan atau perakitan pengetahuan;
(5) Literasi informasi dan
(6) Literasi media (Davis & Shaw, 2011).
Kesemuanya itu merupakan ketrampilan dan kompetensi, dibuat pada tonggak (nomor i) yang merupakan landasan literasi digital. Ketramnpilan dan kompetensi tersebut memiliki jangkauan  luas dan mungkin berbeda antara satu negara dengan negara lain. Di sini dapat juga ditambahkan kompetensi dimensi etis dalam arti  pemakai mengetahui bagaimana mnsitat buku, jurnal, laporan  teknis dalam format kertas, melainkan juga tahu menyitat dokumen yang diterbitkan di Web.
Ada yang menambahkan pada kompetensi utama itu kompetensi penerbitan n artinya kompetensi menghasilakn swaterbitan di situs  pribadi Web. Kompetensi ini menggunakan berbagai kompetensi yang telah ada sebelumnya seperti mengunduh dan mengunggah berbagai jenis berkas digital citra, audio, teks dsb) dengan harapan seseorang menerbitkan informasi bermutu dengan tetap menghormati hak cipta.
4. Sikap  dan perspektif.
Ini merupakan hal yang, menciptakan tautan antara konsep baru literasi digital dengan gagasan lama tentang literasi. Perseorangan tidak cukup memiliki ketrampilan dan kompetensi melainkan hal itu harus berlandaskan kerangka kerja moral,yang diasosiasikan  dengan seseorang yang terdirik. Dari semua komponen literasi digital, mungkin yang paling sulit diajarkan adalah kerangka kerja moral, namun hal itu paling kuat  kedekatannya dengan istilah informasi dalam akar bahasa Latinnya informare artinya membentuk, memaparkan.
Pembelajaran mandiri dan literasi moral dan sosial merupakan kualitas yang ada pada seseorang dengan motivasi dan pikiran mendayagunakan informasi sebaik-baiknya. Ketiga hal tersebut merupakan dasar pemahaman pentingnya informasi sertaurusan yang baik dengan sumber daya informasi dan saluran komunikasi serta insentif untuk meningkatkan kemampuan seseorang ke tingkat yang lebih baik.
Keempat komponen dianggap merupakan  tunutan yang berat yang ditujukan pada pemakai informasi. Rasanya berat namun hal tersebut merupakan keharusan bila seseorang berkecimpung dan berhasil dalam lingkungan informasi dewasa ini. Dalam hal ini khususnya literasi digital merupakan alat yang ampuh untuk menghindari masalah dan paradoks dalam perilaku informasi seperti beban luwih informasi (information overload), kecemasan informasi, penghindaran informasi dan sejenisnya (Bawden & Robinson, 2009).
Dunia kini dipenuhi informasi yang diperoleh melalui berbagai cara seperti berikut :
(1)   Manusia menemukan informasi melalui indera fisik, mental, dan emosi.
(2)   Manusia mencari informasi dengan cara bertanya dan mencarinya.
(3)   Manusia memperoleh informasi sebagai masukan dari manusia lain dan dari berbagai sistem informasi.
(4)   Manusia menata informasi dalam benak dan catatannya dan juga membuat informasi.
Maka manusia akan mencatat atau mengeluh tentang terlalu banyak informasi  di dunia ini. Hal itu bukan hal baru karena pada tahun 1755 Ensiklopedi Denis Dideot mengatakan bahwa peningkatan jumlah materi yang diterbitkan akan membuat manusia lebih mudah menemukan ulang fakta dengan cara mengamati alam  dariapa menemukan informasi yang tersembunyi dalam banyak materi. Akhir Perang Dunia 2 juga sering ditandai dengan banyaknya informasi sehingga muncul istilah seperti ledakan informasi atau banjir informasi. Alvin Tofler dalam bukunya Future Shock (1970) menggambarkan perubahan tknologi dan structural pada masyarakat serta mempopulerkan istilahinformation load (beban lebih informasi).
Sikap kecemasan informasi menimbulkan penghindaran informasi (information avoidance) yang berarti setiap perilaku yang dirancang untuk menghindari atau menunda akuisisi informasi yang tersedia namun sebenarnya merupakan informasi yang tidak  diinginkan (Frey, 1982; Kate Sweeny et al, 2010). Maka literasi digital merupakan alat bantu yang ampuh untuk mengatasi masalah dan paradox perilaku informasi seperti beban lebih informasi, kecemasan informasi, penghindaran informasi dan sejenisnya (Bawden&Robinson, 2009).
Literasi digital berdampak pada pustakawan karena dia harus menguasai literasi informasi serta literasi lainnya sehingga memungkinkan pustakawan mengembangkan kegiatan literasi informasi di lingkungannya.
Pengetahuan latar belakang juga menimbulkan masalah pada pendidikan pustakawan. Apakah pola pendidikan pustakawan yang didominasi program sarjana masih diteruskan atau diubah? Pengalaman menunjukkan bahwa pustakawan yang berbasis sarjana ilmu perpustakaan merasakan kurang bekal ilmu pengetahuan lain untuk kepentingan pekerjaannya. Maka banyak pustakawan yang bergelar sarjana ilmu perpustakaan, manakala sudah bekerja, melanjutkan pendidikan di tingkat pascasarjana bidang lain seperti komunikasi, pendidikan, sejarah dll.

Keadaan semacam itu mencetuskan gagasan mengapa beberapa lembaga penyelenggara pendidikan pustakawan lebih memusatkan pada pendidikan pascasarajana disertai dengan kegiatan riset sedangkan lembaga lain tetap berkonsentrasi pada program sarjana saja. Juga secara tidak langsung hal itu Nampak pada usulan Forum Kerjasama Perpustakaan Perguruan Tinggi yang mengusulkan agar kepala perpustakaan universitas adalah mereka yang bergelar magister ilmu perpustakaan atau yang lebih tinggi.

komputer dan masyarakat digital divide dan knowladge divide


Digital Divide dan Knowledge Divide
Digital Divide
Kesenjangan Digital atau Digital Divide adalah Suatu kesenjangan terhadap teknologi yg masih kurangnya membuka atau mengakses teknologi. Seperti yang terjadi sekarang ini di Indonesia. Karena di Indonesia mungkin masyarakat faktor ekonominya atau masyarakat secara individu atau kelompok yang memang tidak mau menggunakan teknologi yang semakin lama semakin pesat. Padahal kalau semua masyarakat tdk terjadi kesenjangan maka lebih mudah untuk menjalankan aktifitas baik dalam pribadi, maupun dalam pekerjaan itu sendiri beserta mencari informasi yang penting baik itu nasional maupun international. Kesenjangan kenapa bisa terjadi? karena seseorang tidak mau ingin cari tahu tentang teknologi atau boleh dikatakan tidak/belum memahami betapa pentingnya dan betapa mudahnya teknologi dalam era modern ini. Dan penyebab juga suatu daerah yang memang akses jaringan internetnya tidak ada, sehingga seseorang tidak bisa memakai teknologi.
Berikut ini Kesenjangan yang terjadi di indonesia:
1.    Infrastruktur
Infrastruktur adalah Suatu fasilitas teknologi yang sangat penting demi kelangsungan teknologi yang semakin lama semakin berkembang pesat. Di Indonesia kurangnya fasilitas yang tersedia, karena pemerintah lambat untuk mengambil kebijakan dlam menyelesaikan permasalahan fasilitas yaitu listrik yang ada di daerah sekitar masih ada yang mati menyalah, Jaringan telekomunikasi untuk memasang fiber optik lambat sekali sehingga bagian timur belum terpasang dan di bagian yang lain sudah terpasang sehingga kalau bagian yang lain jaringannya sudah mumpuni sedangkan bagian timur masih lambat sekali untuk memakai jaringan, fasilitas jaringan internet yang ada di pendidikan sekolah ada yang sudah terpasang secara penuh tapi ada masih kurang bahkan ada yang belum ada sama sekali sehingga pemerintah harus bertindak lanjuti.
2.    Kekurangan Skill(Kemampuan)
Kekurangan Skill(Kemampuan) adalah kurang kemampuan untuk menggunakan teknologi. Karena di Indonesia dibandingkan yang berkemampuan dan yang tidak berkemampuan lebih banyak daripada yang punya kemampuan terhadap teknologi digital. Seseorang harus butuh didik untuk menggunakan digital, kalau perlu didik semaksimal mungkin, agar supaya banyak masyarakat yang tahu ketimbang yang tidak tahu dan kalau perlu yang tidak tahu itu sudah tidak ada masyarakat di Indonesia.
3.    Penggunaan Isi Bahasa Asing
Penggunaan isi bahasa asing adalah Penggunaan dalam setiap teknologi yang mempunyai bahasa yang kebanyakan yg mayoritas bahasa inggris dan bahkan rata – rata teknologi konten bahasanya ialah bahasa inggris. Sedangkan di Indonesia dibagian daerah pedesaan banyak masyarakat yang kurang tahu sama sekali namanya bahasa inggris sehingga banyak yang tidak menggunakan teknologi, karena bahasa kebanyakan bahasa inggris.
4.    Kekurangan dalam Penggunaan teknologi internet secara individu
Kekurangan dalam Penggunaan Internet secara individu adalah  kita manusia yang mempunyai akal untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat yaitu melakukan dengan cara selalu menggunakan internet yang bukan hanya menggunakan social media yaitu facebook, twitter dan sebagainya serta game online saja yang itu terus tapi kita harus mencari sesuatu yang lain untuk memanfaatkan intenet. Karena internet luas ketika kalau kita mau mencari informasi yang bermanfaat.
Langkah untuk menghilangkan kesenjangan secara perlahan
Faktor untuk menghilangkan kesenjangan secara perlahan ialah Pemerintah harus memasang jaringan fiber optik diseluruh indonesia baik itu di kota maupun desa bahkan desa yang terkecil kalau perlu di hutan pasang jaringan juga. karena di Brasil saja bahkan di hutangnya ada jaringan bahkan jaringan itu bukan sembarangan di level jaringan 3G. Itu baru di hutangnya, apalagi di kotanya mungkin sudah memakai jaringan 5G. Jadi kita di Indonesia jangan kalah sama di barat sana, kita harus seperti mereka bahkan kalau perlu melebihi seperti itu dan kita harus lebih utamakan kuatkan faktor – faktor ekonomi masyarakat indonesia dengan cara pemerintah harus bekerjasama membantu masyarakat untuk menjadi pengusaha yang sukses bukan menjadi PNS. Karena di luar negeri sana lebih banyak menjadi pengusaha entah itu pengusaha menengah maupun menjadi pengusaha yang besar bisa membantu pemerintah untuk membangun sebuah jaringan fiber optik yang berkualitas.
Knowledge Divide
Kesenjangan Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Kognisi Informasi
Kesenjangan Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Kognisi Informasi adalah Suatu isu kesenjangan ilmu pengetahuan dalam kognisi informasi di suatu daerah. Dalam suatu perspekstif kognisi informasi membutuhkan proses yang panjang untuk memperbaiki suatu keadaan yang awalnya kesenjangan menjadi sudah tidak berkesenjangan lagi seperti membangun akses internet agar supaya akses internet dalam suatu wilayah sudah tidak kesenjangan atau boleh di katakan akses internet awalnya tidak merata menjadi merata dalam mengakses internet.
Kesenjangan Ilmu Pengetahuan pada Masyarakat Marjinal
Kesenjangan Ilmu Pengetahuan pada Masyarakat Marjinal adalah Suatu kelompok masyarakat yang tidak menetap dari pembangunan yang indah dan tidak sama dengan masyarakat yang lain yang menetap dengan pembangunan yang indah. Boleh dikatakan kelompok masyarakat itu dizolimi dengan penguasa, karena tidak di fasilitasi bangunan oleh penguasa. Sehingga terjadinya kesenjangan antara masyarakat marjinal dan masyarakat yang tidak marjinal yang setiap hari menggunakan pembangunan yang indah megah.
Kesenjangan Pengetahuan dalam Bayangan Sejarah
Kesenjangan pengetahuan dalam bayangan sejarah adalah Suatu masyarakat yang berkesenjangan ada 2 macam: ada yang inginnya masyarakat yang cuma maunya dengan sejarah lisan dan ada yang tidak mau sejarah tertulis. Karena adanya kesenjangan yang sementara sampai saat ini, dan kebanyakan kelompok masyarakat yang ingin sejarah lisan kalau mengenai bayangan sejarah ketimbang  sejarah tulisan. Karena banyak tidak menyadari bahwa pentingnya sejarah, karena kita banyak mengambil hikmah dari sejarah khususnya di indonesia ini penuh dengan sejarah tapi ada juga sejarah yang pihak tidak bertanggung jawab untuk merubah sejarah nyata dahulu kala, menjadi sejarah yang sudah tidak bis dipercaya baik sejarah lisan maupun tulisan sehingga adanya kesenjangan yang tidak bisa di pungkiri dan tidak bisa di ganggu gugat. Sebenarnya sejarah itu tidak bisa di rubah sama sekali seperti sejarah Kerajaan Majapahit yaitu Gajah Madah. Gajah Madah adalah seorang pahlawan paling terkenal di Indonesia. Dan herannya banyak yang mengira bahwa Gajah Madah itu meninggalnya beragama Hindu, padahal Gajah Madah itu sudah lama masuk Agama Islam terus Gajah Madah meninggal dalam keadaan Agama Islam. Disitulah ada yang pihak yang tidak bertanggung jawab merubah sejarah tulisan, sehingga terjadinya kesenjangan pada pengetahuan dalam bayangan sejarah.
Warisan Budaya Lisan dan Penafsiran Kesenjangan Ilmu Pengetahuan
Warisan Budaya Lisan adalah Suatu kesenjangan yang terjadi pada di negeri kita ini di indonesia, karena sudah tidak banyak lagi yang menyukai warisan budaya lisan dalam artian musik asli indonesia yang begitu banyak tapi malah lebih banyak menyukai musik yang lain yang lagi tren dan lagi terkenal di zaman moderen ini.

Jumat, 03 April 2015

SEJARAH INTERNET



Pendahulu

Sebelum Internet muncul, telah ada beberapa sistem komunikasi yang berbasis digital, salah satunya adalah sistem telegraf yang seringkali dianggap sebagai pendahulu Internet. Sistem ini muncul pada abad ke-19, atau lebih dari seratus tahun sebelum internet digunakan secara meluas di tahun 1990-an. Teknologi telegraf sendiri berasal dari konsep yang ada bahkan sebelum komputer moderen pertama diciptakan, yaitu konsep pengiriman data melalui media elektromagnetik seperti radio atau kabel. Namun teknologi ini masih terbatas karena hanya mampu menghubungkan maksimal dua perangkat.
Di era selanjutnya, ilmuwan seperti Claude Shannon, Harry Nyquist, dan Ralph Hartley, mengembangkan teori transmisi data dan informasi, yang menjadi dasar bagi banyak teori di bidang ini. Perkembangan terjadi antara lain dalam bentuk jangkauan yang lebih luas dan kecepatan yang meningkat. Namun kesulitan masih terjadi karena hubungan antara dua alat komunikasi tersebut harus terjadi secara fisik, misalnya melalui kabel. Sistem seperti ini tentu tidak aman karena dapat dengan mudah diputus khususnya saat terjadi perang.

Simbiosis Komputer-Manusia

Pada tahun 1960, J. C. R. Licklider memperkenalkan istilah "Man-Computer Symbiosis" (Simbiosis Komputer-Manusia) dalam karya ilmiahnya. Istilah tersebut ia definisikan sebagai "jaringan komputer yang terkoneksi satu sama lain melalui pita komunikasi lebar yang berfungsi sebagai perpustakaan, dilengkapi dengan teknologi penyimpanan dan pencarian informasi." Lickdiler bersama seorang ilmuwan lain bernama Welden Clark juga menerbitkan karya lainnya berjudul "On-Line Man-Computer Communication" (Komunikasi Manusia-Mesin Dalam-Jaringan). Dalam karya tersebut, ia menjelaskan tentang bagaimana kehidupan manusia berubah dengan adanya jaringan komputer yang saling terhubung.
Dua tahun kemudian, Licklider mendapatkan tawaran dari Jack Runia untuk bekerja sebagai direktur Information Processing Techniques Office (IPTO), sebuah divisi baru di dalam DARPA. Tujuan dari tim ini adalah untuk membuat jaringan yang menghubungkan tiga komputer utama Departemen Pertahanan Amerika Serikat di Pegunungan Cheyenne, Pentagon, dan SAC HQ. Ia menyetujuinya dan segera membentuk tim yang ia sebut sebagai "Members and Affiliates of the Intergalactic Computer Network" ("Anggota dan Afiliasi Jaringan Komputer Antargalaksi").
Meski akhirnya Licklider keluar dari IPTO pada tahun 1964, visi tentang jaringan universal yang diajukan olehnya berujung pada terciptanya ARPANET lima tahun kemudian, di tahun 1969. Pada tahun 1973 Licklider kembali memimpin selama dua tahun.
Kejadian penting lainnya
Tahun 1971, Ray Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang ia ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu mudah sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, ikon "@" juga diperkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukkan “at” atau “pada”. Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat.
Komputer University College di London merupakan komputer pertama yang ada di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan Arpanet. Pada tahun yang sama, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal pemikiran internet. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex.
Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris berhasil mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun 1981 France Telecom menciptakan gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil berhubungan dengan video link.
Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada tahun 1982 dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol atau IP yang kita kenal semua. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer di negara-negara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa e-mail dan newsgroup USENET.
Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada tahun 1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau Domain Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada sudah melebihi 1000 komputer lebih. Pada 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat manjadi 10.000 lebih.
Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian, jumlah komputer yang saling berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan. Tahun 1990 adalah tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang disebut www, atau World Wide Web.
Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah melampaui sejuta komputer, dan pada tahun yang sama muncul istilah surfing the internet. Tahun 1994, situs internet telah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet. Dunia langsung berubah. Pada tahun yang